FLIP-FLOP
Gerbang
adalah elemen pembuatan keputusan. Pada bab yang lalu telah kita bahas
penggunaannya dalam proses penjumlahan dan pengurangan bilangan biner. Akan
tetapi, elemen-elemen pembuatan keputusan ini belumlah cukup. Sebuah komputer
juga membutuhkan elemen-elemen memori, yaitu piranti-piranti yang dapat
menyimpan data biner. Dalam bab ini akan dikaji elemen-elemen memori yang
disebut flip-flop.
1. PENAHANAN-PENAHAN
RS
Flp-flop
adalah piranti yang memiliki dua keadaan stabil. Piranti ini akan tetap
bertahan pada salah satu dari dua keadaan itu sampai adanya pemicu yang
membuatnya berganti keadaan. Dalam pasal ini akan dibahas satu dari flip-flop
yang paling sederhana, yaitu penahan RS ( RS Latch).
Penahan Transistor
Dalam
gambar 1-1a, setiap kolektor menggerakan basis yang berseberangan melalui
sebuah resistor 100 kΩ. Pada rangkaian seperti ini, satu diantara transistor
itu mengalami kejenuhan dan yang lain dalam keadaan terpancung (cutoff).
Misalnya
transistor sebelah kanan yang jenuh, maka tegangan kolektornya akan mendekati 0
V. Ini berarti tidak ada masukkan penggerak bagi basis transistor sebelah kiri.
Akibatnya transistor tesebut terpancung dari tegangan kolektornya mendekati
harga +5V. Nilai tegangan ini menghasilkan arus basis yang cukup besar pada
basis transistor sebelah kanan untuk mempertahankan keadaan jenuhnya. Jadi,
seluruh rangkaian ditahan (latched) pada keadaan dengan transistor sebelah kiri
terpancung (diberi bayangan gelap) dan transistor sebelah kanan dalam keadaan
jenuh. Titik Q bertegangan kurang lebih 0 V dalam keadaan ini.
Uraian
serupa berlaku jika transistor sebelah kiri yang jenuh, dan transistor sebelah
kanan dalam keadaan terpancung. Gambar 1-1b menjelaskan kasus tersebut.
Tegangan titik Q tetap mendekati 5 V dalam kasus ini.
Keluaran
Q dapat merupakan keadaan rendah atau tinggi, yang berarti biner 0 atau 1.
Keadaan tertahan yang ditunjukkan oleh Gambar 1-1a berarti rangkaian sedang
menyimpan biner 0 sebab
Q
= 0
Di
pihak lain, bila rangkaian tertahan sebagaimana ditunjukkan oleh Gambar 1-1b,
maka ini berarti rangkaian sedang menyimpan biner 1, sebab
Q
= 1
Masukan-masukan Kendali
Untuk
mengendalikan bit yang tersimpan di dalam penahan, kita dapat menambahkan
masukan seperti tampak pada Gambar 1-1c. Masukan kendali ini bisa rendah (0V)
atau tingi (+5V). Masukan set yang tinggi yaitu S, akan menyebabkan transistor
menjadi jenuh. Begitu keadaan tersebut tercapai, maka seluruh rangkaian akan
bertahan pada keadaan itu dan,
Q
= 1
Sekali
keadaan ini terpasang (set), keluaran rangkaian akan tetap bertahan pada 1
bahkan sekalipun masukan S telah kembali ke 0 V.
Gambar
1-1. (a) keadaan tertahan; (b) keadaan alternatif (c) masukan-masukan pemicu
Masukan
reset R yang tinggi akan mendorong transistor kanan ke dalam kejenuhan.
Bilamana hal itu terjadi, rangkaian akan
bertahan pada keadaaan tersebut dan
Q
= 0
Keluaran
tetap bertahan pada keadaan 0, sekalipun masukan R telah kembali ke 0V.
Pada
Gambar 1-1c, keluaran Q mengungkapkan nilai bit yang disimpan. Keluaran yang
bersifat komplemen Q dapat dipasang pada kolektor transistor sebelah kiri.
Keluaran ini bisa digunakan maupun tidak, tergantung pada pemakaiannya.
Tabel Tabel Kebenaran (Logika)
Tabel
1-1 menyajikan rangkuman operasi dari penahan transistor. Bila kedua masukan
kendali merupakan keadaan rendah, maka tidak ada perubahan yang terjadi pada
keluaran dan rangkaian bertahan pada keadaan semula. Keadaan ini disebut
keadaan tak-aktif (inactive state), karena tidak ada perubahan.
Tabel
1.1 Penahan Transistor
R S
|
Q
Komentar
|
0 0
0 1
1 0
1 1
|
NC Tidak berubah
1
Set
0
Reset
* Pacu (Race)
|
Jika
R rendah dan S tinggi, rangkaian dala keluaran “set “ dan keluaran Q menjadi
tinggi di pihak lain, jika R tinggi dan S rendah, keluaran Q dikembalikan
(reset) pada keadaan rendah.
Keadaan Pacu
Perhatikan
isian kolom pada tabel 1.1. Masukan R dan S
tinggi keduanya. Ini disebut keadaan pacu atau keadaan lomba (race
condition). Keadaan ini tidak pernah dipakai karena dapat menimbukan operasi
yang tidak dapat diramalkan.
Tabel
1-2 Penahan Nor
R S
|
Q
Komentar
|
0 0
0 1
1 0
1 1
|
NC Tidak berubah
1
Set
0
Reset
* Pacu (Race)
|
Dalam
keadaan berpacu, masukan-masukan kendali dalam keadaan tinggi, dengan ini kedua
transistor menjadi jenuh. Jika masukan R dan S kembali pada keadaan rendah
kedua transistor akan berusaha meninggalkan keadaan jenuh. Disini terjadi “adu
cepat” (perlombaan/pacuan) antara 2 transistor untuk meninggalkan daerah
kejenuhan. Transistor yang lebih cepat yang memiliki waktu tunda kejenuhan yang
lebih singkat akan memenangkan pacuan tersebut dan menahan rangkaian. Jika transistor
yang lebih cepat adalah transistor sebelah kiri dalam gambar 1-1c, keluaran Q
akan menjadi rendah. Bila transistor yang lebih cepat ada disebelah kanan,
keluaran Q akan menjadi tinggi. Dalam suatu proses produksi masal, kedua
transistor memiliki kemungkinan yang sama sebagai transistor yang lebih cepat. Karena
itu keluaran Q tidak dapat diramalkan. Itulah sebabnya mengapa keadaan pacu
harus dihindarkan.
Cara mengenali keadaan pacu sebagai
berikut. Bila perubahan serentak dari masukan-masukan suatu elemen memori
memberikan keluaran yang tak dapat diramalkan, maka ini berarti kita menjumpai
suatu keadaan pacu. Pada penahan transistor, R = 1 dan S = 1 merupakan keadaan
pacuan, sebab kembalinya R dan S secara serentak menuju ke 0 mendorong Q
memasuki keadaan rambang.
Mulai kini tanda “asterisk” (*) dalam
tabel kebenaran (lihat tabel 1-1) akan menunjukkan keadaan pacu, kadang-kadang
disebut pula keadaan terlarang atau keadaan cacat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar